Friday, January 29, 2010

Risalah Pertama Mursyidul Am Ikhwanul Muslimin

DR. Muhammad Badi’, Mursyid Am Ikhwanul Muslimin
Risalah Pertama Mursyidul Am Ikhwanul Muslimin
Diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Abu Anas.

Ikhwah dan akhwat yang dimuliakan ..
Asslamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Inilah risalah pertama yang ingin saya sampaikan kepada kalian, yang mana kalian telah memberikan amanah kepada saya, yang pada hakikatnya telah memberikan kepada saya beban yang berat ini; sebagaimana yang pernah diucapkan oleh Abu Bakr dengan penuh tawadhu;

وُليت عليكم ولست بخيركم، أطيعوني ما أطعت الله فيكم

“Aku diberi amanah, padahal aku bukanlah orang yang terbaik dari kalian, taatlah kepadaku selama aku penitahkan kalian untuk taat kepada Allah dalam diri kalian” ..

Dan yang kami harapkan pada itu semua adalah doa kalian; semoga dengan keberkahan-Nya kita menjadi orang yang terbaik sebagaimana yang pernah disebutkan oleh nabi saw:

خير أمرائكم الذين تدعون لهم ويدعون لكم

“Sebaik-sebaik pemimpin kalian adalah yang kalian doakan kebaikan untuk mereka dan mereka mendoakan kebaikan untuk kalian”.

Bahwa syura, nizhom dan tsiqah merupakan bahagian dan saranan ujian rabbani yang tepat dalam jiwa para ikhwah dan akhwat di semua tingkatan dan levelnya .. syura bagi kami merupakan salah satu surah dalam Al-Qur’an, salah satu kewajiban Islam, salah satu akhlak dan prilaku yang menekankan adanya pelaksanaan dan penerapan di semua tingkat dan level serta sebagai mekanisme terbaru yang digunakan untuk melakukan jejak pendapat dan pemilihan dalam mengganti pemimpin dan pemikul tanggungjawab.

Dan kalian telah menyaksikan keteladanan yang telah disajikan oleh Mursyid Am ketujuh; ustadz Muhammad Mahdi Akif, yang semuanya telah menerangkan sikapnya yang mendalam terhadap konsep-konsep dan nilai-nilai, dan membantah segala kebohongan dan fitnah yang diarahkan atasnya dan atas jamaah kita yang penuh berkah ini. Dan kkita tidak membantah kepada mereka yang mengatakan bahwa ikhwanul Muslimin menuntut adanya demokrasi, sebagaimana kita tidak membantah adanya berbagai pandangan dan pernyataan negatif terhadap kita; kerana kita para aktivis yang selalu bekerja, dan jika berada pada satu sikap seperti itu maka niscaya Allah melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap.

Sungguh kita telah melewati masa-masa yang memiliki keinginan yang banyak, berbagai peristiwa yang telah berlalu tidak akan menggoncang foundation jamaah, merobohkan bangunannya, dan mereka menduga atas kami dengan berbagai sangkaan yang buruk. Namun Al-Hamdulillah (segala puji bagi Allah) dengan adanya rukun tsiqah terhadap qiyadah, terhadap janji Allah, dan perasaan adanya naungan Allah atas jamaah ini, manhajnya yang bersih, dan prosedurnya yang murni; sehingga mampu memberikan perlindungan –berkat karunia Allah- atas jamaah ini dari berbagai fitnah, meluruskan berbagai kesalahan dan kekeliruan, menyempurnakan yang kurang dengan berlandaskan cinta kasih karena Allah, tanpa ada friksi dan faksi yang dapat mendorong melakukan penentangan dan pertikaian yang tercela dan fanatisme, atau ingin menang sendiri atau mengikuti hawa nafsu belaka.

Jika ini yang kalian saksikan di tingkat qiyadah (pemimpin) dalam satu urusan dan perkaranya yang sangat monumental dan sangat penting yang terjadi dalam tubuh jamaah yang penuh berkah ini, adalah merupakan kinerja yang patut dibanggakan; dan oleh karena itu wajib bagi kita untuk menerapkan ini pada semua tingkatan dan levelnya.

Dalam pertemuan terbatas antar ikhwah dalam usar mereka, syura menjadi salah satu rukun (pilar) dalam membangun kepribadian Islam yang independen dan bebas, terutama dalam mengungkapkan pendapat dan ide, dan memberikan nasihat dengan berharap menggapai ridha Allah SWT. Karena orang yang tidak memiliki kebebasan dalam menyampaikan pendapat tidak akan mampu membebaskan negeri mereka sendiri; karenanya bebasnya suatu negeri dari berbagai kekuasaan militer, politik, ekonomi, atau ideologi merupakan satu misi utama Ikhwan, dan sebuah kemerdekaan tidak akan mampu diraih kecuali dengan melakukan -pertama kali- kebebasan jiwa setiap insan dari berbagai belenggu.. karena itu marilah kita mulai dari diri kita masing-masing, marilah berusaha untuk menerapkan syura di semua tingkatan dan levelnya; karena hal tersebut menguatkan latihan dan kesabaran untuk mendengar pendapat dan saran orang lain, menyemak nasihat yang merupakan inti agama, dan ia merupakan milik para pemimpin sebelum umat Islam secara umum.

Marilah kita wujudkan pembaharuan darah ini, dengan melatih para pemimpin dan meningkatkan keupayaan bagi membolehkan kita memiliki cita-cita dan vision, sof pertama kemudian yang datang selanjutnya, sof kedua kemudian yang datang selanjutnya, lalu mempersiapkan tiga sof yang siap menjadi qiyadah; karena mempersiapkan pionir yang mumpuni secara syar’i dan khusus sangat dibolehkan dalam ibadah shalat, sekalipun belum mendapatkan taklif(beban) namun mempersiapkan pemimpin dalam ibadah merupakan misi yang harus dilalui dengan berbagai proses.

كونوا عبادًا قبل أن تكونوا قوادًا، تصل بكم العبادة إلى أفضل قيادة

“Jadilah kalian hamba Allah sebelum kalian menjadi qiyadah (pemimpin), sehingga dengan ibadah akan menyampaikan kalian pada qiyadah yang lebih baik” sebagaimana yang pernah disampaikan oleh imam Al-Banna.

Karena ada yang beranggapan bahwa stabiliti tidak akan terwujud kecuali karena adanya kejumudan dan tidak adanya perubahan; padahal tubuh yang sehat dan prima adalah tubuh yang darahnya selalu mengalir dan terus memperbaharui sel-sel yang ada di dalamnya, namun ketika aliran darah terhenti dan sel-selnya vakum dari melakukan aktivitas; maka hal demikian bukan dianggap sebagai stabilitas, namun sebagai penyakit kematian, naudzubillah.

Inilah jamaah kalian yang berkat karunia Allah mampu tampil dengan penuh vitalitas, kekuatan penuh dan azam yang kuat untuk bergerak pada jalan yang lurus, pada tsawabit yang sama dan pada nilai-nilai yang direguk oleh pendirinya Imam Syahid Hasan Al-Banna –semoga Allah merahmatinya- dengan bersandarkan pada Al-Qur’an dan Sunnah, dan begitu pula yang telah direguk oleh para mursyid am (pemimpin) terdahulu, serta pengorbanan orang-orang yang sabar baik dari laki-laki maupun wanita dari anggota jamaah ini dengan apa yang mereka miliki; untuk dapat mempertahankan dakwah Allah tetap tinggi panji-panjinya, memiliki kewibawaan dan kekuatan, sehingga dapat tersebar banyak kebaikan di berbagai pelosok negeri.

وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ

Dan hanya milik Allah kekuatan dan kemuliaan dan juga milik Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman”. (Al-Munafiqun: 8)

Allah Maha besar dari segala kesulitan…

Segala puji hanya milik atas segala sesuatunya..

Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

No comments:

Post a Comment